Monday, April 4, 2011

MONOLOG MUSAFIR


Surau Salikin di Persiaran Seksyen 3 Bertam Putra

KENANGAN MUSAFIR

Sepanjang awal kehidupan saya yang masih berhingus , langsung tidak pernah terlintas untuk memijak kaki ke pulau mutiara ini, dengan dada yang membusung bangga dilahir sebagai anak Kelantan, saya tidak pernah ingin berkelana ke bumi lain.

Biar saya disini, berselut dan bergusti lumpur kehidupan di daerah saya sendiri, mempertahankan budaya sopan ketimuran, mengulit hidayah islam dari sumurnya sendiri,biarkan juga saya disini… saya ingin menjadi petugas dakwah di benteng terakhir islam di Malaysia ini, bumi serambi mekah yang banyak melahirkan ilmuwan islam yang terulung, bumi yang basah tanahnya dengan siraman ilmu dan kasih sayang rakyatnya… yang juga kaya dengan adat dan budaya kefanatikan dan ketaksubannya tersendiri.

KEHIDUPAN DUNIA SEMENTARA

Tapi siapa yang mengagak takdir.

Siapa pula yang mampu memutar semula masa untuk dipilih haluan dan rencana hidupnya.

Sesungguhnya umur kita sudah terpatri saat dan ajalnya, yang masih berbaki hanyalah amal dan harapan kita. Moga allah merahmati kita dengan amalan terbaik sebelum bertemunya. Pasti !!

Tapi kini saya terdampar ke pulau ini, selepas sekian lama dilambung samudera kehidupan yang beragam rempahnya. Dan saya juga tidak langsung terfikir untuk membeli rumah dan menetap disini, Pulau Harapan.

Namun hakikatnya, disinilah saya bersama kehidupan sementara. Berumah tangga di perantauan dengan fantasi kepulangan ke daerah asal yang langsung tidak pasti.

PERMUKIMAN IBADAH

Namun yang saya yakini ialah untuk terus bekerja untuk islam, walau dimana sahaja kita berada selagi hayat dikandung badan. Saya putuskan untuk terus bermukim disini dalam jangka masa yang agak logic untuk mengintai tumbesaran anak dan pendidikan mereka tidak terencat dan terabai. Mungkin 10 tahun dipulau ini memadai sebelum hajat diri untuk kembali berkhidmat di teratak asal.

Moga permukiman saya disini memberi manfaat untuk diri dan keluarga.

Saya memilih rumah yang berdekatan dengan surau.

Dalam 55 langkah yang sederhana besarnya, saya mampu mengecapi suasana iman solat berjemaah.

Moga allah mempermudahkan.

No comments:

Post a Comment