Monday, March 1, 2010

Rasul Menjenguk Kehidupan

Anugerah Tuhan yang diabaikan

Gerbang Maulidurrasul menjengah kehidupan kita kala ini.

Dengan penuh setianya membawa ingatan dan pengajaran, moga kita tersedar.

Lama kita terlalai mungkin, berat lidah untuk berselawat, jauh hati dari mengingat, apatah rasa rindu seolah terusir lama dari kediaman hati. Nama agung Rasulullah jarang terkenangkan. Baginda menjadi asing dalam umatnya sendiri.

Sunnah Rasul menjadi melukut ditepi gantang kehidupan kita, tiada rasa sayang dan rugi mengabaikan. Tak sekelumit simpati pada jasa dan pengorbanan rasul.

Siapakah rasul ? entahlah, hati tak pernah pusing dengan semua itu. Cinta rasul bukannya boleh menjadikan kita kaya .

Entah mungkin kita ini manusia yang tidak beriman.



Cinta Rasul Mainan

Hanya tahu mengatakan cinta dilidah, namun tersekat di halkum leher, tak pernah mencecah ke hati nurani.

Kita menjadi angkuh dan sombong. Kita hilang pedoman. Kita tenggelam dalam kealpaan dunia dan kebejatan zamannya.

Kita rakus mengejar kehidupan, kita laparkan kemodenan, tapi kita ketinggalan gerabak yang penuh kebaikan.

Erti Cinta

Belajar mengingati rasul menggamit kita tentang erti kesyukuran pada yang maha kuasa.

Mendidik nurani untuk bersikap tawaduk dan merendah diri, walau siapa pun kita, kita terhutang pada perjuangan dan jasa seorang rasul yang bersifat ummi.

Mengasuh dan mendidik kita dengan formula cemerlang walau dinafikan nafsu insani, hidup mengutamakan akhirat mendahului kesementaraan dan fana duniawi.

Melihat sejarah rasul yang penuh pengajaran.

Air matanya, sendunya, ketawanya, gembiranya, tutur katanya, keringatnya – semuanya tersusun menjadi untaian permata kehidupan yang wajar dicontohi.

Maulidurrasul datang lagi, saban tahun menjengah zaman. Tanpa jemu.

Syukur , kehadirannya menginsaf dan menyedarkan kita dari alpa duniawi.

Fantasi Kehadiran Kekasih Allah

Bersama saya, cuba kita bayangkan hari ini. Rasul bertamu dalam kehidupan kita.

Sukakah kita dengan kunjungannya, rindukah kita untuk bersua dengannya, terujakah kita melihat mulus wajahnya, atau terkesimakah kita mendengar bicaranya.

Atau kita malu sebenarnya, melarikan diri dari menatap wajahnya, mengambil jarak agar tidak terlalu berdekatan, nanti terbongkar busuk rahsia kehidupan kita, atau terasa cepatnya jemu, lebih banyak insan lain yang kita kagumi sebenarnya.

Bagaimana jika rasul ingin menziarahi teratak kita ? melihat rutin kita , memerhati kediaman kita, menjengah anak dan isteri kita ?

Bersediakah kita ?

Mungkin benar…. Cinta kita hanya dibibir.

No comments:

Post a Comment