Sunday, November 14, 2010

Kemuliaan 10

Sumber Dari : http:nurihsan99.blogspot.com

Sebentar lagi hari-hari kebaikan akan tiba, hari di mana amal saleh yang dikerjakan pada hari-hari itu sangat dicintai Allah, bahkan melebihi jihad fii sabiilillah, itulah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ – يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ – قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ ؟ قَالَ “وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada hari di mana amal saleh pada hari itu lebih dicintai Allah ‘Azza wa Jalla daripada hari-hari ini –yakni sepuluh hari (pertama bulan Dzulhijjah)- para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak juga jihad fii sabiilillah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fii sabiilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa-raga dan hartanya, kemudian tidak bersisa lagi.” (HR. Bukhari)

Oleh karena itu seorang tabi’in yang bernama Sa’id bin Jubair jika memasuki sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah bersungguh-sungguh sekali dalam beribadah, sampai hampir tidak ada seorang yang mampu beribadah sepertinya. Jika kita memperhatikan hadits di atas, maka kita dapat mengambil beberapa kesimpulan:

Bahwa hari-hari di dunia yang paling utama adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Amal saleh yang dikerjakan pada hari itu dilipatgandakan pahalanya.
Allah mencintai amal saleh yang dikerjakan di hari-hari itu.

Tentu semua ini membuat seorang muslim berupaya untuk memanfaatkan hari-hari tersebut dengan ketaatan dan ibadah. Allah bersumpah dengan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah Dalam Al Qur’an, Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman,

“Demi waktu fajar—Dan malam yang sepuluh.” (Al Fajr: 1-2)

Banyak ulama salaf yang menafsirkan malam yang sepuluh di sini dengan sepuluh malam yang pertama bulan Dzulhijjah. Di antaranya adalah Ibnu Abbas, Ibnuz Zubair, Ikrimah, Mujahid dan lain-lain.

Pendapat ini dipilih pula oleh Ibnu Jarir Ath Thabariy dan Ibnu Katsir dalam kedua tafsir mereka (lihat Zaadul Masiir karya Ibnul Jauzi 9/103). Dalam surat Al Hajj, Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. (Al Hajj: 28)

Sebagian ulama yang berpendapat bahwa “hari-hari yang telah ditentukan” adalah sepuluh hari perama bulan Dzulhijjah, di antara mereka adalah Abu Hanifah, Syafi’i dan Ahmad berdasarkan riwayat yang masyhur darinya.

Ini juga pendapat kebanyakan ulama salaf sebagaimana diriwayatkan oleh Mujahid dari Ibnu Umar, Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas. Dan pendapat inilah yang dipegang oleh Al Hasan, ‘Athaa’ dan lain-lain. Hari apakah yang paling utama di antara sepuluh hari ini? Di antara sepuluh hari ini yang paling utama adalah adalah hari haji akbar yaitu hari nahr (10 Dzulhijjah), berdasarkan hadits berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُرْطٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَعْظَمَ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ * (ابوداود)

Dari Abdullah bin Qurth dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah Tabaaraka wa Ta’aala adalah hari nahar, lalu hari qar (setelah hari nahar).” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Hakim)

No comments:

Post a Comment